Laporan Keuangan PT.Telekomunikasi Tbk dan Anak Perusahaan
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan
perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa
ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
= Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp22.447.021 =
0.229486415 / 0.23
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp21.416.351
= 0.214682081 / 0.21
Rp99.758.447
Rendahnya rentabilitas tergantung
pada :
Operating
Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya
disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus :
= Laba bersih
sebelum pajak
Penjualan
Tahun 2009 Rp22.447.021 =
0.331676185 / 0.33 = 33%
Rp67.677.518
Tahun 2010 Rp21.416.351
= 0.312058962 / 0.31 = 31%
Rp68.629.181
Asset
Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk
mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset
perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
= Penjualan
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp67.677.518
= 0,6918989847686674 / 0.70 = 7%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp68.629.181
= 0,6879535825171777 / 0.69 = 69%
Rp99.758.447
Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan
dilikuidasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari:
·
Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau
Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana
perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
= Total Hutang
Total Modal
Tahun 2009 Rp48.228.553
= 1.24775506 / 1.25 = 125%
Rp38.652.260
Tahun 2010 Rp43.343.664
= 0.975796748 /0.97
Rp44.418.742
Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal
sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar
Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan
baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25
Pada tahun 2010 terjadi penurunan
dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh
dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar
Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97
·
Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
= Total Hutang
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp48.228.553 =
0.4930631 / 0.5 =
5%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp43.343.664 =
0.434486154 / 0.43 = 43%
Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin
kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko
finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
·
Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio
Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar
bunga hutang jangka panjang.
Rumus:
= Laba Bersih
Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun 2009 Rp22.447.021
= 10.70956899 / 10.70 = 1070%
Rp 2.095.978
Tahun 2010 Rp21.416.351
= 11.10786422 / 11.11 = 1111%
Rp 1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT
Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih
sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar
Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT
Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada
tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan
pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek pada saat jatuh tempo.
Current
Ratio
Rumus:
= Aktiva
Lancar
Hutang
Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 X
100% = 0.601864751
Rp26.893.125
=
60.18% / 60.2%
Tahun 2010 Rp18.730.627 X 100%
= 0.914898662
Rp20.472.898
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT
Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar
Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio
perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun
2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan
hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
= Aktiva Lancar
- Persediaan X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 - Rp128.025
X 100% = Rp16.057.999 X 100%
Rp26.893.125 Rp26.893.125
= 0.597104241
=
59.7% / 60%
Tahun 2010 Rp18.730.627 - Rp90.140
X 100% = Rp18.640.487 X 100%
Rp20.472.898 Rp20.472.898
=
0.910495768
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt
Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar
Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1,
hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio
mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang
diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang
lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin
quick asset sebesar Rp0.91
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
finansial kas dan bank.
Rumus:
= Kas(Bank)
X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp 7.805.460 X
100% = 0.290239977
Rp26.893.125
= 29%
Tahun 2010 Rp 9.119.849
X 100% = 0.445459602
Rp20.472.898
= 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt
Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar
Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
Pada tahun 2010, cash ratio Pt
Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun
2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar
sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh
cash asset sebesar Rp0.445
Sumber: