Kisah Sang Putri Mesto dan
Pangeraan Tasta
Mesto, sebuah kerajaan ditepi sebuah pulau yang indah. Yang tanahnya begitu
subur dengan alam, yang begitu indah. Di kerajaan hidup seorang putri yang
cantik, dia seorang putri yang ceria penuh energi walau terkadang tubuhnya
cepatnya lelah. Dia sering menghabiskan waktunya untuk mencari kesenangnan baik bermain
disebuah taman yang ada disamping kerajaan, mengelilingi daerah-daerah
disekitar kerajaan atau mendatangi danau yang terletak tak jauh dari kerajaan. Ia
dia begitu senang berada di danau itu, sekedar menikmati indahnya danau atau
menenangkan pikirannya disana.
Suatu saat sang putri pergi sendiri
ke danau tersebut untuk menghilangkan penat. Berlari-lari dia disekililing
danau, sejenak juga hanya duduk disamping danau yang dipenuhi dengan
rumput-rumput dan bunga-bunga yang begitu indah serta berwarna-warni. Terlalu
asyik memandangi danau membuatnya melamun untuk sesaat. Lamunanya terpecah
tiba-tiba saat sang putri mendengar beberapa langkah kaki kuda yang semakin
mendekat.
Kepalanya celingukan berusaha mencari sumber suara itu, tiba-tiba muncul
beberapa kuda dengan penunggangnya dari balik hutan. Ternyata rombongan dari
kerajaan seberang yang tak sengaja melewati danau tersebut. Didepan rombongan
berkuda itu terlihat seorang pria yang asik memandangi danau, dialah pemimpin
rombongan berkuda dan juga pangeran dari kerajaan Tasta. “siapa kalian? Kenapa
ada disini?!” tanya sang putri dengan nada agak tinggi. Sang pangeran lalu
menolehkan wajahnya ke sang putri, betapa kagetnya sang pangeran melihat sang
putri yang sedang bertanya kepadanya. Beberapa detik pangeran hanya diam
terpaku melihat ada seorang putri yang cantik dengan dikelilingi bunga-bunga.
“kenapa kau diam?” tanya sang putri lagi, pangeran langsung berhenti
memandanginnya dan menjawabnya dengan sedikit gugup. Pengeran menjelaskan bahwa
dirinya dari kerajaan seberang dan sedang menuju kerajaan Mesto untuk keperluan
kerjasama antara kedua kerajaan dan tidak sengaja melewati danau tersebut.
Pangeran turun dari kuda dan berjalan
perlahan mendekati sang putri. “hey.. si siapa kamu?” kata pangeran ke sang
putri dengan grogi. Mereka berkenalan
sejenak disana, tak lebih dari beberapa menit sang putri menawarkan untuk dirinya
mengantar pangeran dan rombongannya ke kerajaannya. Dengan senang hati pangeran
menerima tawaran sang putri yang cantik, pangeran pun menawarkan untuk putri
agar mau menunggang kuda bersamanya agar lebih cepat dan tidak membuat sang
putri lelah untuk berjalan. Diperjalanan hati pangeran itu berdetak dengan
cepat, aliran darahnya terasa mengalir begitu kencang dan terus saja
berdebar-debar saat menunggang kuda dengan sang putri. Sekilas pangeran menoleh
kebelakang ke arah sang putri yang berada dibelakanganya tepat, sang putri
hanya tersenyum manis melihat pangeran langsung pangeran memalingkan wajahnya
kedepan dengan gugup.
“Raja, saya datang kesini untuk
membahas soal kerjasama anatara kerajaan kita demi kemajuan kedua kerajaan”
kata pangeran yang setengah jongkok bertemu sang raja di singgahsananya.
Sesekali pangeran melirik kearah sang putri yang duduk tepat disamping raja dan
ratu. Keperluan kersama itu membuat pangeran beserta rombongan dari kerajaannya
terpaksa menginap beberapa hari dikerajaan Mesto. Raja menyuruh sang putri
untuk mengantar pangeran untuk berkeliling kerajaan dan wilayahnya. Mereka
sering menghabiskan waktu berdua saja mengelilingi negeri Mesto. Kebersamaan
yang beberapa hari mereka lalui membuat perasaan sang pangeran semakin kuat ke
sang putri. Mereka berkuda melihat sisi-sisi negeri, menyantap makanan khasnya,
masih banyak tempat lagi yang mereka datangi terutama air terjun yang ada
dinegeri itu. Jalan yang terjal dengan medan yang turun untuk mencapai air
terun membuat sang putri kesusahan untuk berjalan, dengan segera pangeran
memegang tangannya dan menuntunnya aga tidak terjatuh. Sesekali saat mereka
berjalan dengan bergandengan tangan mereka saling memandang sebentar. Sesuatu
yang membuat sang putri merasa berdebar hatinya, terlihat lebih romantis dengan rimbunannya pohon-pohon
pinus disekitarnya.
Sang putri dan pangeran
terkagum-kagum melihat air terjun yang begitu indah. Butiran-butiran air yang
terlempar karena air yang jatuh dari atas membuat udara menjadi lebih segar.
Sang putri lalu mengajak pangeran untuk lebih mendekat ke air terjun.
Berhati-hati mereka menaiki bebatuan yang besar yang berada dekat air terjun.
Disebuah batu besar mereka berdiri menatap indahnya air terjun yang begitu
indah didepan mereka dengan butiran-butiran air yang perlahan membasahi mereka
berdua, sesekali agin bertiup kencang dan membuat butiran-butiran air itu
mengarah merekan namun pangeran dengan cekatan memeluk sang putri agar tidak
basah kuyuh. Sang putri dan pangeran tersenyum bahagia saat itu, kebahagiaan
terlihat begitu nampak diwajah mereka.
Pangeran menguatkan hatinnya dan
mencoba buat lebih tenang, lalu mengarahkan badannya ke sang putri dan berkata
“I love you” sang putri terkaget, dia diam lalu tersimpul senyum dibibirnya dan
menahan malu “I love you too” saut sang putri pelan dengan malu. Mereka berdua
saling memandang sebentar dan terlihat
malu jika memandang lama-lama.
Diperjalanan pulang dari air tejun
dengan menunggang kuda pangeran tiba-tiba hujan turun dengan deras. Pangeran
mengarahkan kudanya kesebuah pohon yang rindang untuk mereka meneduh sembari
menunggu hujan reda. Cukup lama mereka menunggu dibawah pohon namun hujan juga
tak kunjung reda. Sang putri mulai kedinginan, badannya mulai mengigil tak
mampu menahan dinginnya. Melihat sang putri yang mengigil kedinginan pangeran
pun dengan cepat memeluknya erat-erat mencoba untuk menghangatkannya,
mengosok-gosok lengan sang putri agar tidak kedinginan. Sungguh hari yang
istimewa dari pada hari-hari lainnya untuk sang putri dan pangeran.
Hari sudah larut saat
pangeran berada dikamarnya untuk beristirahat, mata tak sama sekali mengantuk
padahal malam sudah mulai larut. Sang putri pun sudah tertidur lelap dikamarnya
dengan wajah tersenyum kecil seperti sedang mimpi indah karena kebahagiaan hari
ini.
Malam itu suasaan kerajaan Mesto begitu tenang hanya
terdengar suara jangkrik dan katak. Namun tiba-tiba “bluaaaaarrrr....!!!!!”
sebuah bola api menghantam dan menghancurkan pintu gerbang kerajaan. Para
penjaga yang terlempar karena ledakan itu. Tak jauh dari kerajaan nampak ribuan
pasukan yang siap perang dengan membawa senjata-senjata “Serbu kerajaan itu!” perintah seorang yang
berada didepan pasukan. Pasukan penyerang itu berlari sekencang-kencangnya
kekerajaan. Peperangan pun tidak bisa dihindarkan. para pasukan kerajaan Mesto
berperang mati-matian untuk menjaga kerajaan. Namun karena serangan yang
tiba-tiba banyak pasukan Mesto yang tewas. Berlahan para penyerang itu
mendekati pusat kerajaan. Raja, ratu, dan sang putri sudah berada di ruang
pusat kerajaan dan dilindungi oleh puluhan pasukan.
“blaak...blaaak...blaaaakkk” pintu ruang puasat kerajaan pun terdobrak oleh
para pasukan penyerang. Peperangan tidak bsia dihindari para pengawal raja
mencoba melindungi raja, namun sayang mereka kalah jumlah dan beberapa pasukan
mati dan beberapa disandera.
Ternyata pemimpin dari para penyarang
itu adalah Raja Nord seorang raja yang masih muda dan beregois tinggi.
“ternyata begini saja kekuatan pasukanmu? Menyedihkan sekali” kata Raja Nord.
Para raja, ratu dan putri pun terlihat geram namun mereka tidak bisa berbuat
banyak karena keadaan menyudutkan mereka. Raja Nord menjelaskan maksud penyerangnya
adalah untuk menguasai kerajaan Mesto dan menjadikan sang putri untuk menjadi
istrinya.
Raja pun semakin marah dan langsung
mencabut pedang dipinggangnya lalu menghunuskannya kearah Nord. Namun sayang
raja Nord mampu untuk
menghindar dan mengarahkan pedangnya yang dari tadi dia pegang ke arah raja.
“aaahhhhh!!!!” Raja Mesto berteriak kesakitan lalu terjatuh bersimbah darah.
Raja Nord hanya tertawa lebar melihat kondisi raja yang tak berdaya. Ratu dan
sang putri berlari sambil air mata mereka menetes. Raja Nord semakin tertawa
lebar merasa dirinya telah menang. Sang putri tak mampu lagi menahan amarahnya,
dia mengambil pedang milik ayahnya dan berlarik ke arah Nord mengarahkan pedang
itu. Dengan mudah Raja Nord menghindarinya. Tak henti-hentinya sang putri
menyabetkan pedang itu namun tak segores pun terkena Raja Nord. Putri akhirnya
terjatuh, tak kuat lagi untuk menganyunkan pedang tersebut. Raja Nord mendekatinya perlahan
sambil tertawa licik. Saat hampir dekat dengan sang putri, tiba-tiba “wuuuss”
sebuah pedang gelati kecil lewat didepan Raja Nord dan hampir mengenainya.
Raja Nord menoleh dengan cepat ke arah
datangnya gelati itu. Disana dia melihat Sang Pangeran yang sudah berdiri tegak
menantang untuk melawannya. Sang pangeran mengambil nafas dalam dan berteriak
“jangan sakiti putri, dan jangan sakiti semuanya. Pegilah dari sini sebelum kau
ku kalahkan!” pangeran begitu yakin dan langsung berlari kearah Raja Nord
sambil menarik pedang dipunggungnya.
Sang putri hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apa-apa, begitu juga
para pasukan kerajaan yang disandera oleh para anak buah Raja Nord. Pertarungan
itu hanya milik Sang pangeran dan Raja Nord tanpa ada yang menganggu,
pertarungan antar pemimpin kerajaan.
Pertarungan mereka berdua sangatlah
hebat, seperti kekuatan mereka seimbang jadi susah untuk menentukan siapa yang
akan menang. Mereka saling mengayunkan pedang, terkadang keluar percikan api
dari benturan pedang mereka. Luka-luka pun semakin diderita mereka, pedang yang
kadang saling menggores kulit mereka membuat pakaian mereka berlumuran darah.
Tiba-tiba pangeran salah mengambil pijakan kaki membuat dirinya sedikit lengah
kesempatan itu tak disia-siakan oleh Raja Nord untuk mengayunkan pedangnya
keras-keras ke pangeran. Dengan posisi yang tidak menguntungkannya namun
beruntung pangeran mampu sedikit menahan pedang Raja Nord walau pada akhirnya
pedang itu juga menggores badan sang pangeran. Pangeran terjatuh tak mampu
menahan lagi badannya karena luka itu. Raja Nord tertawa pelan dan berjalan
mundur menjauh dari pangeran, dia berfikir pangeran sudah tewas. Sang putri
menangis dan memanggil-manggil nama pangeran untuk bangun dan bangkit lagi. Alangkah
terkejutnya Raja Nord
melihat pangeran yang berlahan mampu bangkit lagi untuk berdiri dan melawannya.
Walau badannya penuh dengan darah namun pangeran tetap berusaha berdiri dan mengenggam
erat pedang ditangannya.
Raja Nord seakan tak percaya dan dia
sangatlah marah. Tanpa pikir pangjang dia lalu berlari kearah pangeran dengan
pedang yang siap berada ditangannya. Pangeran berjalan pelan dengan susah
payah, terus berjalan pelan namun berlahan dia mulai meningkatkan kecepatan
larinya. Akhirnya pangeran mampu untuk berlari kearah Raja Nord yang sedang
berlari kearahnya juga. “aku akan melindungi putri dan seluruh kerajaan Mesto
ini...!!!” teriak pangeran dengan kencang sambil berlari dengan pedang
ditangannya.
Mereka berlari semakin mendekat, saat mereka sudah
dekat diayunkan pedang yang mereka genggam “taaaang!!” suara keras dari
benturan pedang mereka yang sampai menimbulkan percikan api. Namun dengan cepat
pangeran memutarkan badannya dan mengayunkan pedangnya kearah punggu Raja Nord.
“aaahhhgggg....” raja Nord berteriak kesakitan, pedang yang ia bawa terlpas dari
gengamannya. Dia pun terjatuh tak kuat menahan badannya lagi untuk berdiri.
Nafasnya mulai susah dan tak terkontrol, berlahan matanya tertutup. Pangeranlah
yang akhirnya menang dari pertarungan sengit itu dan bisa membunuh Raja Nord.
Para pasukan Raja Nord pun bingung,
tak percaya bahwa raja mereka yang terkenal sangat kuat bisa ditaklukkan oleh
sang pangeran. Saat itu lah pasukan bantuan kerajaan Mesto datang, ribuan
pasukan bantuan langsung menyerang para pasukan Raja Nord yang nampak bingung.
Pangeran menjatuhkan pedang yang ada ditangannya dan
berjalan mendekati sang putri, dipeluknya erat sang putri didekapannya. Sang
putri tak mampu menahan tangis karena perjuangan yang begitu luar biasa pangeran
untuk melindunginya dan seluruh kerajaan Mesto. “terima kasih kau telah
melindungiku dan seluruh kerajaan Mesto ini, aku tak tau akan jadi apa aku dan
kerajaan ini jika kaua tak ada” ucap sang putri yang sembari menangis. Pangeran
tersenyum kecil dan berkata “dan aku tak tau pula apa jadinya aku tanpa kamu..”
dia mengeratkan pelukannya seakan dia sang putri begitu berarti untuknya.
Syukurlah sang raja yang sebelumnya terluka ternyata masih mampu untuk
bertahan, dengan dibantu ratu untuk berdiri mereka melihat sang putri dan
pangeran begitu bahagia.
Esok harinya kerajaan Mesto pun mulai
berbenah. Karena penyerangan oleh Raja Nord dan pasukannya membuat kerajaan
Mesto banyak yang rusak dan harus diperbaiki. Para rakyat dan pasukan-pasuakan
memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak agar bisa kembali menjadi kerajaan
yang indah. Dan Pangeran dari kerajaan Tasta dan sang putri kerajaan Mesto akhirnya
menikah dan hidup bahagia selamanya.