PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA ,Tbk
Tujuan
Menciptakan posisi
terdepan dengan memperkokoh bisnis legency & meningkatkan
bisnis new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada
tahun 2015.
Strategi Perusahaan
Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak / Fixed wireline (”FWL”)
Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak bergerak / fixed wireless access (”FWA”) dan mengelola portofolio nirkabel
Melakukan investasi pada jaringan broadband
Mengintegrasi solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi di bisnis wholesale
Mengembangkan layanan Teknologi Informasi termasuk e-payment.
Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
Berinvestasi pada peluang bisnis international yang strategis.
Mengintegrasikan Next Generation Network (”NGN”) dan OBCE (Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management).
Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.
Penyusunan rancangan strategi yang dipersiapkan oleh Direksi
Menelahan intensif oleh Dewan Komisaris dan Komite Perencanaan dan Pengelolaan Resiko (KPPR);
Pembahasan antara KPPR dengan tim teknis manajemen yang diwakili oleh Unit Strategic Investment and Corporate Planning (SICP);
Pembahasan antara Direksi dan Dewan Komisaris;
Penyusunan rancangan akhir CSS oleh SICP dan KPPR
Persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris.
Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak / Fixed wireline (”FWL”)
Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak bergerak / fixed wireless access (”FWA”) dan mengelola portofolio nirkabel
Melakukan investasi pada jaringan broadband
Mengintegrasi solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi di bisnis wholesale
Mengembangkan layanan Teknologi Informasi termasuk e-payment.
Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
Berinvestasi pada peluang bisnis international yang strategis.
Mengintegrasikan Next Generation Network (”NGN”) dan OBCE (Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise relations management).
Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.
Penyusunan rancangan strategi yang dipersiapkan oleh Direksi
Menelahan intensif oleh Dewan Komisaris dan Komite Perencanaan dan Pengelolaan Resiko (KPPR);
Pembahasan antara KPPR dengan tim teknis manajemen yang diwakili oleh Unit Strategic Investment and Corporate Planning (SICP);
Pembahasan antara Direksi dan Dewan Komisaris;
Penyusunan rancangan akhir CSS oleh SICP dan KPPR
Persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris.
1 Melakukan transformasi budaya
perusahaan.
Pengelolaan
Tata Kelola Perencanaan Perusahaan
Sistem
perencanaan Perusahaan dilaksanakan oleh jajaran TELKOM sebagaimana tertuang
dalam Keputusan Direksi Nomor 74 tahun 2006. Sistem perencanaan Perusahaan ini
disusun untuk memberikan pedoman pada unit-unit kerja di TELKOM dalam menyusun
perencanaan Perusahaan, dengan tujuan: agar perencanaan Perusahaan dapat
dilakukan secara sistematis, lebih mudah, cepat , teratur, terintegrasi ,
sesuai visi dan misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan yang telah direncanakan sebelumnya; memudahkan dalam melakukan evaluasi
dan pengendalian pada saat pelaksanaannya. Model perencanaan Perusahaan terdiri
dari 3 (tiga) tahapan: pertama, penyelarasan harapan pemangku kepentingan,
kedua, perumusan strategi Perusahaan dan ketiga, pengembangan perencanaan
bisnis
Visi
Menjadi
perusahaan yang unggul dalam
penyelenggaraan Telecommunication, Information, Mediadan Edutainment (TIME)
di kawasan regional.
Misi
Menyediakan
layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif
Menjaga model
pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia
1. Penyelarasan Harapan Pemangku Kepentingan
Tahapan
pertama dalam penyusunan rencana strategis Perusahaan ini dilakukan dengan
pemangku kepentingan utama dan menganalisa harapan setiap pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan utama TELKOM terdiri dari pemegang saham, pelanggan,
karyawan, masyarakat, pemerintah dan rekan bisnis. Analisis atas harapan
pemangku kepentingan utama tersebut memberikan informasi yang digunakan dalam
proses perencanaan strategis yang akan menentukan strategi dan sasaran
Perusahaan. Harapan tersebut berkaitan dengan: Pemegang saham: pendapatan,
profitabilitas, pertumbuhan, portofolio bisnis; Pelanggan: produk,
time to market, pengiriman, kualitas, jasa, harga, penggunaan, ketersediaan;
Karyawan: keamanan kerja, remunerasi, keterlibatan, loyalitas; kepedulian
terhadap lingkungan; rekan bisnis: kepatuhan terhadap regulasi dan pajak.
Harapan-harapan tersebut memerlukan penyelarasan agar seimbang dan tidak
menimbulkan benturan kepentingan satu dengan yang lainnya.
2. Perumusan Strategi Perusahaan
Perumusan
strategi Perusahaan dimulai dengan penetapan visi dan misi Perusahaan yang
mengacu pada harapan-harapan pemangku kepentingan, analisa kemampuan internal
Perusahaan dan factor-faktor eksternal. Setelah visi dan misi Perusahaan
ditetapkan, langkah berikutnya adalah pemetaan sasaran strategis sebagaimana
dituangkan dalam Corporate Strategy Scenario (CSS). CSS ini merupakan hierarki
perencanaan tertinggi yang digunakan sebagai acuan utama dalam menyusun
perencanaan Perusahaan. CSS disusun berdasarkan masukan/usulan dari Direktorat
dengan arahan Direksi dan Dewan Komisaris. CSS diharapkan memenuhi persyaratan
dan kondisi tertentu antara lain kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat
dipahami, menantang, hirarkis dan dapat diperoleh. Dalam penentuan CSS ini
digunakan beberapa rujukan antara lain:
· Analisa
strength, weakness, opportunity dan threat ( Analisa SWOT ) untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal Perusahaan, peluang bisnis
serta tantangan persaingan;
· Portofolio
bisnis (portofolio perusahaan,portofolio produk, Boston Window);
· Pangsa
pasar/cakupan, kekuatan merk/modal.
Struktur organisasi
Perusahaan
memiliki beberapa bagian pada umumnya, yakni bagian pemasaran, bagian keuangan,
bagian produksi, bagian sumber daya manusia, dan bagian administrasi. Masing –
masing bagian tersebut mempunyai kegiatan dan tugas yang berbeda – beda akan
tetapi mempunyai hubungan yang satu sama yang lain nya. Pada struktur
organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki
garis hubungan antar tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Setiap
perusahaan, baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada
umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai
tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang
jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja
karyawan juga perlu diperhatikan.
Struktur
organisasi disadari sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas
kerja. Sehingga pada kali ini saya akan membahas tentang PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk atau yang sring di sebut dengan PT Telkom yang merupakan Badan
usaha milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di
Indonesia.
Rumusan strategi yang menjadi tujuan jangka panjang TELKOM yang dikenal sebagai CSS:
Menetapkan kebijakan, program dan proyeksi
keuangan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Setiap tahun, TELKOM mengkaji
kembali CSS berdasarkan faktor-faktor perubahan internal dan eksternal dan
menuangkannya dalam Corporate Annual Message (CAM).Mekanisme penyusunan CSS
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
3. Pengembangan Perencanaan Bisnis
CSS
dijabarkan dalam bentuk perencanaan bisnis untuk jangka panjang maupun jangka
pendek. Perencanaan jangka panjang memuat sasaran dan rencana kerja Perusahaan
lima tahun mendatang yang selanjutnya digunakan dalam penyusunan sasaran dan
rencana kerja Perusahaan tahunan. Perencanaan jangka pendek memuat sasaran dan
rencana kerja Perusahaan tahunan.
CSS,
adalah dokumen utama rencana Perusahaan yang berisi visi, misi, sasaran,
strategi korporasi, strategi inisiatif, kebijakan dan program utama yang
disusun dalam waktu lima tahun kedepan;
Di sisi lain,
manajemen stratejik merupakan proses penetapan visi, misi dan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran,
serta pengalokasian sumber daya untuk penerapan kebijakan dan perencanaan
pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu GCG dan manajemen stratejik
saling terkait dan melengkapi satu sama lain. GCG sangat dibutuhkan dalam
proses manajemen stratejik untuk mencapai tujuan organisasi serta pengawasan
kinerja organisasi yang memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
Manajemen
stratejik merupakan sistem yang digunakan untuk menerjemahkan visi menjadi
strategi Perusahaan sesuai fungsi-fungsi organisasional yang ada. Oleh karena
itu dapat diartikan bahwa hubungan antara tata kelola Perusahaan dan strategi
Perusahaan terletak pada legitimasi dan kepercayaan dalam menyampaikan pesan
kepada pemangku kepentingan bahwa apapun bentuk kegiatan dan hasil yang telah
dicapai Perusahaan pada masa lampau, telah dilakukan melalui proses yang wajar
dan pada tingkat optimal. Apapun yang dilakukan oleh Perusahaan pada masa
sekarang juga sesuai dengan peraturan yang berlaku, nilai-nilai dan
ekspektasi seluruh pihak. Mekanisme perumusan nilai-nilai Perusahaan yang akan
dicapai pada masa yang akan datang juga dilakukan dengan cara yang baik dan
beretika sesuai dengan kepentingan terbaik seluruh pemangku kepentingan.
Legitimasi dan hubungan yang baik akan menarik kepercayaan dari investor,
kreditor, rekan stratejik dan masyarakat luas yang sangat diperlukan untuk
merumuskan nilai-nilai Perusahaan. Dengan kata lain tanpa GCG, strategi
Perusahaan tidak akan berarti dan tidak berkesinambungan.
Perusahaan
tersebut selalu menekankan motto agar karyawan memberikan pelayanan terbaik
atau kualitas jasa yang terbaik kepada setiap pengunjung yang mempunyai
karakter yang berbeda-beda. Perusahaan ini sudah berkembang cukup lama dan
tetap mampu bertahan serta bersaing dengan perusahaan informasi dan komunikasi
lainnya. Struktur organisasi pada perusahaan tersebut telah mengalami beberapa
perubahan, tahun 1906 pemerintah kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegraf
, dan Telepon (Post Telegraph en Telepohone Dienst/PTT). Setahun
kemudian, status jawatan tersebut diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel) tepatnya pada tahun 1961. Sekitar tahun 1965,
Jawatan tersebut akhirnya dipecah menjadi dua bagian yaitu Perusahaan Negara
Pos dan Giro ( PN Post & Giro ) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi). Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi
perusahaan umum telekomunikasi (Perumtel) yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi untuk umum baik nasional maupun internasional. Kemudian pada
tahun 1989, Pemerintah mengeluarkan UU nomor 03/1989 tentang telekomunikasi
dimana sektor swasta diharapkan mampu berperan dalam penyelenggaraan
telekomunikasi.
Sasaran
Perusahaan
PT TELKOM menyediakan sarana
dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai
kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama
kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap
yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah
kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh
delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda
membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en
Telephone Dienst/ PTT).
Pada
tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya
menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi
disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang
menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional.
Pada
tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi
Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation
(INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia
mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran
swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL
berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia
berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.
Dalam
pengelolaan organisasinya, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki sebuah
Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota serta
sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden Direktur atau
CEO dan 4 (empat) orang anggota Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung/CIO,
Direktur Bisnis Jaringan Telekomunikasi, Direktur Bisnis dan Jasa
Telekomunikasi, dan Direktur Keuangan/CFO.
Sebagai
sebuah holding company, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. memiliki beberapa
buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT Telekomunikasi Selular Indonesia
yang bergerak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular, PT
Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet
dengan nama produk TELKOMVision dan PT Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis
penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call Center.